Ads 468x60px

Kamis, 17 Maret 2011

Odong-odong Dekat Rumah

Main. Keponakanku Faiz Khaerusyabana (Faiz) suka sekali naik odong-odong. Sekali main bisa sampai 3-4 putaran. Putaran disini berdasarkan lagu anak-anak yang mengiringi selama kurang lebih 2-3 menit. Lumayan lah daripada lagu dangdut koplo. Per lagu cukup membayar Rp. 1.000,-. Jadi kalau 3-4 kali sekitar Rp. 4.000,-. Masih lebih murah dibanding menunggang permainan yang sama di Mal/ Plaza. Toh bentuknya sama dan yang terpenting musik dan goyangannya sama, he7x...

Sejak awal kemunculannya pada 2006 hingga sekarang, tak pernah ada yang tahu kenapa disebut odong-odong. Yang jelas, pengusahanya dianggap sangat berjasa menghibur anak-anak hingga ke pelosok kampung dengan harga cukup terjangkau. Cuma seceng atau seribu rupiah saja. Selain murah meriah, odong-odong juga bisa jadi sarana sosialisasi bagi para ibu anak-anak yang menunggang odong-odong. Asal jangan ngegosip yaaa!

Odong-odong ini sebenarnya sebuah becak yang dimodifikasi menjadi kiddie ride/ tunggangan anak-anak dengan model beragam. Ada mobil, motor, hewan dan lain sebagainya. Konsepnya adalah si abang-abang mengayuh becak dalam keadaan statis, kayuhannya memutar dinamo yang menggerakkan tunggangan itu. Selain model ini, ada juga odong-odong model mandi bola atau kincir mini. Saat ini odong-odong tidak hanya masyhur di pelosok kota Jakarta tapi juga hingga Jawa, Sumatera, Kalimantan bahkan Sulawesi. Yuk, ibu-ibu, mbak-mbak, ajak anak dan adiknya main odong-odong. Sayang anak, sayang adik!

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...