Ads 468x60px

Kamis, 24 November 2011

(Dengan Mitos Keliru) AIDS Tak Dapat Dicegah

Kisah ini saya alami sekitar sepuluh tahun lalu, saat masih kuliah di program ekstensi (PE) Komunikas Massa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI). Kala itu saya bersama beberapa teman mendapat kesempatan untuk menjadi Koordinator Lapangan (Field Coordinator) untuk proyek Behaviour Surveillance Survey (BSS) – survei pengamatan perilaku terhadap kelompok yang rentan tertular HIV/ AIDS dari Pusat Penelitian Kesehatan (Puslitkes) UI. Dalam hal ini kelompok pekerja seks komersial (PSK) yang sekarang mengalami pergantian nama menjadi wanita pekerja seks (WPS). 2 lokalisasi yang kebetulan menjadi jatah saya adalah Rawa Malang dan Kali Jodo. 


Ada perbedaan signifikan antara kedua lokalisasi tersebut. Rawa Malang terletak di lokasi terpencil yang jauh dari pemukiman penduduk di pinggir area persawahan, terdiri dari bar-bar kecil yang menyatu dengan kamar-kamar kos. PSK/ WPS penghuninya sudah lebih berumur dan pengalaman sehingga pengetahuannya tentang infeksi menular seksual (IMS) dan HIV/ AIDS cukup mumpuni. Sekilas dari wawancara kualitatif dapat disimpulkan mereka telah mempraktekkan upaya-upaya pencegahan yang tepat terkait IMS dan HIV/ AIDS. Pelanggan yang datang pun memiliki kesadaran yang tinggi untuk menggunakan kondom. 


Tapi berbeda dengan lokalisasi Kalijodo yang terlihat kumuh di sepanjang pinggir kali Angke dan Banjir Kanal Timur. Di sini bisa di bilang lokasi maksiat terpadu, karena juga tersedia berbagai sarana judi ilegal. Parahnya, lokasi ini justru membaur dengan pemukiman. PSK/ WPS di sini umurnya sangat muda, bisa dibilang belia, bahkan ada yang tidak/ belum lulus SMP. Dan, yang memprihatinkan mereka sebelumnya tidak tahu kalau harus bekerja sebagai PSK/ WPS. Sehingga, mereka tidak dibekali pengetahuan yang cukup tentang IMS dan HIV/ AIDS. Mereka justru bergantung pada mitos-mitos yang selama ini beredar dan justru tidak benar. Miris! 


Remaja-remaja tanggung ini tidak bisa membedakan antara HIV/ AIDS dengan IMS. “Sama saja, pak. Yang penting kita harus pilih-pilih orangnya. Cari yang ganteng, rapi, wangi. Otomatis bebas penyakit dan pastinya banyak duit” kata salah satu dari mereka yang disambut derai tawa. “Yang penting rutin minum antibiotik pak tiap hari” ada lagi yang bicara. Kemudian ditimpali “Atau minum jamu!”. Padahal, kita tidak dapat menilai seseorang itu HIV/ AIDS dari penampilannya. Karena ODHA bisa saja terlihat sehat dalam jangka waktu lama. Ketampanan, Kerapihan dan Aroma Tubuh tidak bisa dijadikan acuan kesehatan seseorang. Memang penyakit kelamin bisa terlihat, tapi berbeda dengan HIV/ AIDS. HIV/ AIDS itu tidak bisa dicegah dengan minum jamu, antibiotik atau alkohol baik sebelum dan sesudah berhubungan seks. 


Saat pertanyaan terakhir saya ajukan, jawabannya pun masih mengecewakan. Apakah kalian menggunakan kondom saat berhubungan dengan pelanggan? “Tamu nggak mau pakai kondom, pak” celetuk seseorang. “Katanya kalau pakai kondom nggak enak!” tambah yang lain. “Kalau tamu diminta pakai kondom nanti kabur ke cewek lain“ ada lagi yang bicara. “Yang penting kan perabotnya dicuci bersih pak kalau sudah selesai. Pakai sabun atau air sirih”. Astaga! Akhirnya aku jelaskan bahwa kondom itu sangat penting sebagai upaya pencegahan penularan HIV/ AIDS. Karena HIV/ AIDS dapat menular melalui cairan organ intim baik pria maupun wanita saat berhubungan seks normal, anal ataupun oral. Menyikat gigi, berkumur dengan antiseptik dan mencuci organ intim dengan sabun atau sirih tidak menjadikan virus HIV/ AIDS mati atau pergi setelah kita tertular. 


Setelah penjelasan singkat saya itu, beberapa remaja PSK/ WPS itu mulai mengerti dan memahami kekeliruannya selama ini. Saya tegaskan pada mereka, kalau masih percaya dengan mitos-mitos keliru itu, maka HIV/ AIDS tak bisa dicegah! Tapi sikap bijak untuk meminta dan mengajak pelanggan menggunakan kondom lah kita dapat menekan penyebaran virus HIV/ AIDS. Mereka mengangguk, entah pertanda mengerti atau masih dalam kebingungan. Mengingat mereka masih remaja dan pasti sedang gundah sekarang setelah mengetahui fakta sebenarnya. Dan, akhirnya saat pulang tiba dan saya mengucapkan salam perpisahan “Kenakan Kondom atau Kena!”

2 komentar:

Septian Dwi mengatakan...

nice info sodara
b'manfaat bgt postinggannya

komment balik yaa

Unknown mengatakan...

info yang sangat bagus kawan. bisa menyadarkann semua orang yang berkecimpung di dunia hitam itu.
salam koment dan salam kenal gan
Aswida's Article << kunjungi balik ya :)

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...