Namun,
hingga saat ini sangat jarang baik masyarakat umum maupun petani yang
membudidayakan anggrek. Selain karena dianggap mahal, anggrek juga dipahami
sulit dipelihara. Padahal, ini karena kita belum tahu bagaimana cara menanam
dan memeliharanya dengan baik dan efisien.
Sepantasnya
pemerintah dan dunia bisnis bekerja sama dengan akademisi dan petani dalam
melakukan budidaya anggrek. Sehingga selain dapat mempertahankan dan
mengembangkan keaneka ragaman hayati juga menjadi peluang bisnis yang
menjanjikan. Yang ada sekarang, Indonesia hanya mengirimkan plasma nnutfah (zat
pembawa sifat keturunan) ke Thailand atau Vietnam. Mereka lah yang nantinya
mengembangkan dan mengekspor anggrek-anggrek yang sudah berkembang tersebut ke
seluruh dunia, bahkan kembali diimpor ke Indonesia. Mengenaskan ya?
0 komentar:
Posting Komentar