Minum. Lebaran ini semakin banyak yang mudik. Hanya sedikit yang tersisa di ibukota. Menikmati Jakarta yang lengang, saya Achmad Annama (Anam) dan istri Merry Samsuri (Merry) ingin mencoba naik turun kendaraan umum. Hari ini, Kamis, 1 September 2011. Diawali naik omprengan dari Sukatani menuju Daan Mogot. Alhamdulillah, lancar walaupun harus berdesakan di bangku tengah. Berikutnya, Trans Jakarta menuju M.H. Thamrin karena kami ingin ke EX Plaza. Sama, lancar tapi plus kosong jadi semakin seru! He7x... Akhirnya tiba lah di halte Bundaran HI, kami turun disini. Wow, kawasan segitiga emas ini benar-benar lengang! Saat turun dari jembatan penyeberangan, ada sesuatu yang menarik di halte; Seorang Tukang Es Podeng sedang mengetik sms di handphonenya!
Tukang Es Podeng? Di pinggir jalan M.H. Thamrin? Yang benar saja! Kalau hari biasa bisa-bisa dia harus beradu cepat lari dengan Satpol PP. Kalau begitu ini kesempatan, kapan lagi menikmati es podeng di tepi jalan protokol ini sambil menikmati udara segar tanpa bising dan asap knalpot. "Berapa bang? Bikin dua ya!" Spontan si abang penjual terbangun dari lamunannya. Setelah menjawab kalau harganya Rp. 6.000,- per cup, tangannya mulai cekatan meracik es podeng. Diambilnya cup bening berukuran lumayan besar, dimasukkannya potongan dadu roti tawar, ketan hitam dan cendol merah. Berikutnya, si abang menyayat sisi-sisi dalam tong untuk mendapatkan irisan-irisan es yang lembut tapi masih beku. Setelah tumpukannya cukup banyak, ia mengambil kaleng susu kental manis (SKM) coklat dan menuangnya sedikit demi sedikit. Terakhir, dia menabur 2 jenis topping yang membuat tampilan jajanan ini begitu menggiurkan, yaitu mesis coklat dan kacang tanah sangrai.
1 komentar:
Jadi inget sama temen kantor dulu,kalau baca es podeng soalnya kebetulan dikantor deket binus ada yang jual podeng langganan saya & temen pas istirahat dulu
Posting Komentar