Ads 468x60px

Selasa, 03 Januari 2012

Berkunjung ke Museum Maestro Lukis Indonesia; Affandi

Main. Setelah puas menikmati sarapan bersama istri di hotel Phoenix, Rabu, 3 Januari 2012 saya memutuskan untuk mengunjungi Museum Affandi yang terletak di jalan raya Solo/ jalan Adisucipto 167, persis di tepi barat Sungai Gajah Wong. Trans Jogja 1B menjadi pilihan transportasi murah dan cepat karena haltenya persis di samping hotel tempat saya tinggal ini. Hanya membayar Rp. 3.000,- dan menempuh waktu 15 menit saya sudah turun di halte De Britto dan melanjutkan dengan jalan kaki sejauh 100 meter. Saya memilih mengunjungi museum ini karena ingin mengetahui kisah hidup pelukis legendaris ini. 


Kompleks museum ini menempati lahan seluas 3.500 m2 terdiri dari 3 galeri, rumah tinggal Affandi, Kafe Loteng, Souvenir Shop dan Sanggar Gajah Wong. Galeri I selesai dibangun tahun 1962 dan diresmikan Dirjen Kebudayaan Prof. Ida Bagus Mantra tahun 1974. Di sinilah kita membeli tiket seharga Rp. 20.000,- dengan bonus sebuah cinderamata unik dan pilihan sebotol minuman ringan. Galeri I ini selain berisi lukisan-lukisan Affandi juga berisi perabot, sepeda onthel, motor dan mobil Colt Gallan kuning tahun 1976 kesayangan maestro lukis Indonesia ini. Selain itu juga ada berbagai bentuk seni yang menggambarkan dirinya, istri dan anak perempuannya. 


Menuju Galeri II, terdapat makam Affandi beserta istrinya Maryati berdampingan. Di dalamnya terdapat lukisan Affandi, istrinya dan beberapa pelukis lain, baik senior maupun pemula. Galeri II ini dibangun pada 1987 atas bantuan presiden RI kala itu, Soeharto dan diresmkan oleh Mendikbud, Prof.DR. Fuad Hasan pada 9 Juni 1988. Galeri III adalah bangunan berikutnya yang dibangun 1997 dan diresmikan Sultan Hamengku Buwono X pada 26 Mei 2000. Di gedung ini banyak operasional dilakukan, tidak hanya pameran lukisan tapi juga perawatan/ perbaikan dan juga penyimpanan koleksi-koleksi penting. Koleksi lukisan Affandi sampai saat ini, baik karya pribadi maupun karya seniman lain sekitar 300 buah. Ia juga mengoleksi karya seni lain, berupa pahatan, patung dan seni kriya lainnya.


Dalam kompleks ini juga ada menara pandang, rumah panggung tempat tinggal Affandi, kafe Loteng, Souvenir Shop dan Sanggar Gajah Wong. Bila tidak ingin naik Trans Jogja seperti saya, anda dapat naik taksi atau mobil sewaan selama 20 menit (5km) dari pusat kota, 10 menit (2km) dari bandara Adisucipto dan sekitar 15 menit (3km) dari Stasiun Tugu. Yang sangat disayangkan, saya dan juga pastinya semua pengunjung tidak diperbolehkan mengambil gambar/ foto. Alasannya cukup masuk akal, karena demi menjaga keawetan dan ketahanan lukisan-lukisan yang sudah cukup lawas. Mau apa lagi? Ayo, ajak semua kerabat dan sajabat berkunjung ke sini bila sedang berwisata ke Jogja.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...