Ads 468x60px

Kamis, 27 Januari 2011

Mengenang 30 Tahun Tragedi Tampomas


“Api menjalar dari sebuah kapal, jerit ketakutan keras melebihi...
Gemuruh gelombang yang datang, sejuta lumba-lumba mengawasi cemas...”

Ya, kalimat di atas adalah penggalan syair lagu Iwan Fals yang berjudul Celoteh Camar Tolol. Bertutur tentang kecelakaan pelayaran nasional paling strategis  di Indonesia yang terjadi 3 dasawarsa atau 30 tahun yang lalu. Sebuah kapal penumpang terbakar di laut sekitar kepulauan Masalembo dan karam beserta para penumpangnya.

Ceritanya, 25 Januari 1981, dengan membawa 1184 orang penumpang dan kru serta puluhan kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat, Kapal Motor Penumpang (KMP) Tampomas II berlayar dari Jakarta menuju Sulawesi. Dalam kondisi badai di malam hari, beberapa mesin mengalami kebocoran bahan bakar. Dikombinasikan dengan puntung rokok yang masuk kipas ventilasi maka timbullah kebakaran hebat. Upaya awak kapal memadamkan api tak berhasil. Api kian menjalar ke dek dan dan kompartemen mesin, sedangkan asapnya meluas melalui ventilasi.

Keesokan harinya, Laut Jawa masih didera hujan deras, tapi api api tak kunjung padam. Listrik mulai mati dan generator darurat pun tak berfungsi. Situasi makin tak terkendali karena penumpang panik dan ingin menyelamatkan dirinya masing-masing. 27 Januari, terjadi ledakan hebat, kapal patah dan air laut masuk ke seluruh bagian kapal. Tak lama kapal pun miring 45 derajat dan sedikit demi sedikit mulai tenggelam. Tampomas pun karam! Karena badai besar, proses penyelamatan baru berhasil dilakukan pada 3 Februari. 431 orang tewas dalam kecelakaan ini, dengan rincian  143 orang ditemukan jasadnya dan 288 orang tenggelam bersama kapalnya. 753 penumpang lainnya berhasil diselamatkan.

Usut punya usut, ternyata Tampomas II adalah kapal bekas buatan Jepang yang sudah berusia 25 tahun dan dimodifikasi ulang. Namun disamarkan sebagai kapal baru sehingga bisa dijual dengan harga tinggi. Berkat korupsi, ratusan rakyat tak bersalah harus terkubur di tengah laut bersama Tampomas. Saya hanya mampu mengelus dada dan geleng kepala sambil melanjutkan syair lagu Iwan Fals di atas:

“Tampomas, penumpang terjun bebas... Tampomas, beli lewat jalur culas...
Tampomas, hati siapa yang tak panas... Tampomas, kasus ini harus tuntas...
Tampomas, orang-orang jadi amblas"

Tulisan ini dibuat untuk mengenang semua korban Tampomas II dan menghujat para koruptor!

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...