Ads 468x60px

Senin, 14 November 2011

Balada Mami Vin dan KEBAYAnya

Wanita pria (Waria), Wanita Adam (Wadam), Banci, Bencong atau apapun nama dan julukannya adalah salah satu fakta yang tak dapat dihindari lagi keberadaannya di Indonesia ini. Kaum transgender atau para pria yang merubah penampilannya seperti wanita tersebut ada di sekitar kita. Mereka makan, minum dan beraktivitas sebagaimana manusia lainnya. Tidak ada perbedaan mencolok dalam keseharian mereka kecuali tentu perilaku dan penampilannya saja.

Di Indonesia eksistensi mereka masih belum sepenuhnya diakui. Masih ada diskriminasi di kalangan masyarakat, terlebih bila mereka adalah orang dengan HIV/ AIDS (ODHA). Tak banyak yang dapat pemerintah lakukan, apalagi waria masih ambigu dalam hal jenis kelamin. Rata-rata perlindungan dan pengayoman justru dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan kelompok-kelompok sebaya. Salah satunya adalah LSM Kebaya di Yogyakarta.

Loh, koq Kebaya? Iya! Kebaya adalah akronim dari Keluarga Besar Waria Yogyakarta. LSM yang berlokasi di Jl. Gowongan Lor Yogyakarta ini mengayomi para waria, khususnya mereka yang termasuk ODHA. LSM ini digawangi oleh Vinolia Wakijo, waria senior yang biasa dipanggil Mami Vin. Pembawaannya yang bijak memberi kenyamanan bagi para waria di Yogyakarta. Sedangkan pembawaannya yang luwes dan mudah bergaul membawanya dekat dengan seluruh lapisan masyarakat. Perpaduan ini sangat membantu usahanya memperjuangkan posisi waria yang setara dengan jenis kelamin lainnya.

Tidak banyak pihak yang melakukan pendampingan berkelanjutan seperti apa yang sudah dilakukan Mami Vin dengan Kebaya-nya. Padahal prevalensi HIV/AIDS di kalangan waria cukup tinggi, karena posisi tawar mereka sangat rendah. Mengingat selama ini, waria menjadi obyek seksual laki-laki biseksual dan tidak pernah setia pada satu pasangan. Kalaupun setia dengan satu pasangan, pasangannya pasti enggan bila diminta untuk menggunakan kondom. Padahal, kondom adalah satu-satunya solusi aman dalam menekan penyebaran virus HIV/AIDS.

Dengan adanya Kebaya ini, para waria bisa mendapatkan informasi yang lebih tepat dan lengkap tentang HIV/AIDS. Mereka dibimbing untuk melakukan Voluntary Counseling & Testing (VCT) dan pemeriksaan lain yang dibutuhkan secara rutin. Sehingga perkembangan kondisi kesehatannya terpantau. Kebaya juga memberikan konseling dan advokasi kepada para waria yang memerlukan. Sulit, tapi memang harus dimulai dan upaya ini sudah dirintis oleh Mami Vin. Kebaya menjadi rumah yang nyaman, tidak hanya untuk para waria tapi juga ODHA laki-laki maupun perempuan.

Semoga saja semakin banyak LSM dan kelompok sebaya yang memiliki program-program jelas dalam menekan penyebaran HIV/AIDS, mengayomi para ODHA dan memberikan informasi yang benar kepada masyarakat. Sehingga, harapan hidup ODHA lebih tinggi karena mendapat pendampingan yang tepat. Selain itu masyarakat juga dapat lebih berhati-hati terhadap perilaku seksualnya, terutama yang menyimpang. Dan muara akhirnya seluruh bangsa Indonesia dapat sehat lahir bathin. Terima kasih Mami Vin, Terima kasih Kebaya!


0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...